“Pada suatu
hari Syekh Tirmidzi menyerahkan buku-bukunya kepadaku untuk dibuang ke Sungai
Oxus. Ketika kuperiksa, ternyata buku-buku itu penuh dengan seluk-beluk dan
kebenaran-kebenaran mistik. Aku tak tega melaksanakan perintah Syekh itu, dan
buku-buku tersebut kusimpan di dalam kamarku. Kemudian aku katakan kepadanya
bahwa buku-buku itu telah kulemparkan ke dalam sungai. Namun Syekh Tirmidzi
bertanya kepadaku, Apakah yang engkau saksikan setelah itu?’
“Tidak
sesuatu pun, Guru!”. jawabku.
“Kalau
begitu, engkau belum membuang buku-buku itu ke dalam sungai. Pergilah dan
buanglah buku-buku itu.”
Abu Bakar
menjalankan lagi perintah Syekh. Namun ada dua persoalan yang mengganjal di
dalam hatinya. Pertama, mengapa Syekh ingin membuang buku buku ini ke dalam
sungai? yang kedua, apakah yang akan dia saksikan nanti setelah mancampakkan
buku-buku tersebut ke dalam air?
Abu Bakar
terus berjalan menuju sungai Oxus dan melemparkan buku-buku itu. Ketika itu
juga air sungai terbelah dan terlihatlah olehnya sebuah peti yang terbuka
tutupnya. Buku-buku itu jatuh dan masuk ke dalam peti tersebut, kemudian tutup
peti tersebut mengatup, dan air sungai bersatu kembali. Abu Bakar
terheran-heran menyaksikan kejadian itu.
Sewaktu dia
kembali, Syekh Tirmidzi bertanya, “Sudahkeh engkau lemparkan buku-buku itu?”
“Guru, demi
keagungan Allah, katakanlah kepadaku apakah rahasia di balik semua ini?” dia
balik bertanya
“Aku telah
menulis buku-buku mengenai ilmu sufi dengan keteranganketerangan yang sulit
untuk dipahami oleh manusia-manusia biasa. Saudaraku Khidir meminta buku-buku
itu. Peti yang engkau lihat tadi telah dibawakan oleh seekor ikan atas perintah
Khidir, sedang Allah Yang Maha Besar, memerintahkan kepada air untuk
menghantarkan peti itu kepadanya,” jawab sang guru
Tiada ulasan:
Catat Ulasan