Catatan Popular

Jumaat, 12 Januari 2018

KISAH KEBIJAKSAAN PEMIKIRAN

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby.

Diceritakan khalifah Harun Ar Rasyid memiliki seorang budak wanita yang berulit hitam dan berwajah buruk. Pada suatu hari ia membagikan sejumlah wang kepada para pembantunya.
Para budaknya pun berusaha untuk mendapatkan bagiannya masing-masing. Akan tetapi budak tersebut justru diam saja dan menatap wajah sang kholifah. Maka ditanyakan kepadanya, “Mengapa kamu tidak ikut berebut wang?” Ia menjawab, ”Yang mereka inginkan adalah wang, sedangkan yang aku inginkan adalah sang pemiliknya.”
Sang khalifah merasa kagum mendengarnya, kemudian didekatinya pelayan tersebut dan memberi pujian kepadanya.
Maka tersebarlah berita kepada para penggawa bahwa Harun Ar Rasyid jatuh cinta pada budaknya yang hitam.
Mendengar khabar tersebut ia kemudian mengundang mereka dan memerintahkan untuk mengumpulkan para budaknya dan masing-masing diberi satu wadah yakut seraya diperintah untuk memecahkannya.
Semuanya pun menolak untuk melakukannya kecuali si pelayan hitam, ia menjatuhkan wadah tersebut dan memecahkannya.
Khalifah pun berkata, ”Lihatlah !, budak ini, wajahnya buruk dan perbuatannya mengggelikan,” kemudian ia bertanya pada budaknya, “Mengapa kamu memecahnya?”
Budak itupun menjawab, ”Aku telah diperitahkan untuk memecahnya, maka aku berpendapat memecahnya hanyalah sekedar mengurangi kekayaan raja, sedangkan tidak memecahnya berarti mengurangi kekuasaan raja,  menurutku  tindakan pertama lebih utama demi menjaga kehormatan kekuasaan raja. Aku juga berpendapat dengan memecahnya aku hanya akan dianggap gila, sedangkan membiarkannya aku akan disebut menentang kuasa raja.
Yang pertama lebih aku sukai dibandingkan yang kedua. Para penggawa pun membenarkan ucapannya dan memaklumi sang kalifah dalam menyayanginya.


Tiada ulasan: