Imam Ahmad Syihabuddin
Bin Salamah Al-Qulyuby.
Pada masa Nabi
Dawud As ada seorang raja dari beberapa raja yag suka melakukan penindasan,
kemudian orang-orang meminta pertolongan kepada Nabi Dawud atas penindasan
tersebut dan mereka berkata : “ Wahai Nabi Allah dia telah menindas kita dengan
membunuh dan menahan orang-orang”.
Lalu Nabi Dawud AS memerintahkan
untuk menyalib raja tersebut. Maka dengan kejamnya raja tersebut disalib di
atas gunung.
Setelah itu mereka
pulang, tiba-tiba raja berubah menjadi sebatang kayu dengan sendirinya, dia
mendekatkan diri pada Tuhannya , orang-orang
sudah tidak membutuhkan dirinya, dia tunduk pada matahari dan bulan dan berkata
“aku telah menyembah matahari dan bulan agar keduanya memberi manfaaat bagiku
ketika aku terkena bahaya dan diapun tidak memberi apa yang ku harapkan dan dia
tidak minta balasan dariku”.
Selanjutnya raja
kembali pada Allah , berdzikir dengan asmanya , merasa berdosa sepenuh hati
kepadanya, dan berkata “wahai Tuhan , aku telah maksiat padamu dan beribadah
kepada selain engkau, aku tidak mendapat manfaat darinya.
Aku datang padamu,
engkau adalah dzat ynag berhak menutupiku maka dengan rahmatmu engkau
menutupiku.
Kemudian Allah
berfirman ”hamba ini menyembah tuhannya dalam waktu yang cukup lama dan tidak
mendapat manfaat dari Tuhannya, mintalah pertolongan padaku dan berdoa padaku,
Wahai Jibril temuilah hambaku dan tempatkan di atas bumi dengan keselamatan dan
kesehatannya, maka Jibril pun melakukannya.
Ketika memasuki waktu
pagi maka mereka pergi ke Nabi Dawud dan mereka berkata “iziinkanlah kami
menemui sebatang kayu, lalu Nabi Dawud mengizinkannya.
Pada saat bertemu
dengannya dia dalam keadaan hidup dan selamat di atas bumi. Lalu mereka memberi
khabar pada Nabi Dawud akan hal tersebut.
Kemudian Dawud
pergi menemuinya, Nabi Dawud shalat dua rakaat dan berdoa “wahai Tuhan beri tahu aku atas keajaiban yang telah aku
lihat”.
Kemudian Allah berfirman
kepadanya “ Wahai Dawud, sesungguhnya hambaKu ini mendekatkan diri padaku maka
aku mengabulkannya, karena sesungguhnya apabila Aku tidak mengabulkan seperti
ketika tuhannya tidak mengabulkan nya maka apa bedanya antara Aku dengan dia? “
Tiada ulasan:
Catat Ulasan