HUJJATUL
IMAM AL GHAZALI
KITAB RAHASIA-RAHASIA
PUASA
Dengan nama
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala pujian
bagi Allah yang telah menganugerahkan kebaikan yang amat besar kepada segala
hambaNya, dengan menolakkan tipuan dan kecerdikan setan daripada mereka. Dan
menolakkan harapan dan mengecewakan sangkaan dari setan itu. Karena Allah telah
menjadikan puasa suatu benteng dan kota pertahanan bagi segala auliaNya. Dan membukakan
bagi mereka dengan puasa itu segala pintu sorga. Serta memperkenalkan kepada
mereka, bahwa jalan setan ke dalam hati segala auliaNya, ialah nafsu yang telah
teguh kuat. Dan dengan mencegah segala hawa nafsu itu, maka menjadilah jiwa
yang aman tenteram, menampak keperkasaannya dalam membasmikan musuhnya yang
teguh cita-citanya.
Dan selawat
kepada Muhammad, pemimpin segala makhluk dan yang mempersiapkan sunnah (jalan
yang akan ditempuh). Dan kepada kaum keluarga dan para sahabatnya, yang
mempunyai pandangan mata yang tembus dan akal pikiran yang kokoh kuat. Kiranya
Allah mencurahkan keselamatan yang sebanyak-banyaknya kepada mereka ! kemudian
dari itu, bahwa puasa adalah ¼ iman, menurut sabda Nabi saw: “Puasa itu setengah sabar”. Dan menurut
sabdanya lagi: “Sabar itu setengah iman”.
Kemudian,
puasa itu memperoleh kedudukan yang istimewa, dengan disandarkan kepada Allah
Ta’ala, bila dibandingkan dengan rukun-rukun Islam lainnya.
Karena firman
Allah Ta’ala, menurut yang diceritakan Nabi saw: “Tiap-tiap perbuatan baik, pahalanya 10
kali, sampai kepada 700 kali, selain daripada puasa. Maka puasa itu adalah
bagiKu dan Aku akan membalasinya”. Berfirman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya
orang-orang yang berhati teguh (sabar) itu akan dibayar pahalanya dengan tiada terbatas”.
S 39 Az Zumar ayat 10.
Dan puasa itu,
adalah setengah (nishfu) sabar. Maka pahalanya melampaui undang-undang
penentuan dan perhitungan.
Cukuplah bagi
anda untuk mengetahui kelebihannya, akan sabda Nabi saw: “Demi Allah yang
jiwaku didalam tanganNya ! sesungguhnya bau busuk mulut orang yang berpuasa,
adalah lebih harum pada sisi Allah daripada bau kesturi.
Berfirman
Allah Ta’ala: “Sesungguhnya
orang yang berpuasa itu meninggalkan hawa nafsu, makanan dan minuman karenaKu.
Maka puasa itu untukKu dan Aku akan membalasinya”.
Bersabda Nabi
saw: “Sorga
itu mempunyai sebuah pintu, yang dinamakan “Ar-Rayyan”, yang tidak memasuki
pintu itu, selain orang-orang yang berpuasa. Dan dijanjikan dengan menjumpai
Allah Ta’ala pada balasan puasanya”.
Bersabda Nabi
saw: “Orang yang berpuasa itu mempunyai dua kesenangan: kesenangan ketika
berbuka dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya”.
Bersabda Nabi
saw: “Tiap-tiap sesuatu itu mempunyai pintu. Dan pintu ibadah ialah puasa”.
Bersabda Nabi saw: “Tidur orang yang berpuasa itu ibadah”.
Diriwayatkan
oleh Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: “Apabila masuk bulan Ramadlan,
maka terbukalah segala pintu sorga dan terkuncilah segala pintu neraka dan
dirantaikan segala setan. Dan berserulah seorang penyeru: “Wahai orang yang
ingin berbuat kebajikan ! marilah kamu ! wahai orang yang ingin berbuat
kejahatan ! hentikanlah dari kejahatan itu !”.
Berkata Waki
tentang firman Allah Ta’ala: “Makan dan minumlah dengan penuh kepuasan,
disebabkan (perbuatan baik) yang telah kamu kirimkan lebih dahulu dihari yang
lampau”. S 69 Al Haaqqah ayat 24, adalah yang dimaksudkan dengan hari yang
lampau itu, ialah hari-hari puasa. Karena mereka telah meninggalkan padanya
makan dan minum.
Telah
dikumpulkan oleh Rasulullah saw dalam tingkatan membanggakan, diantara zuhud di
dunia dan puasa, dengan sabdanya: “Bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala membanggakan
pada para malaikatNya dengan seorang pemuda yang beribadah banyak dengan
firmanNya: “Wahai pemuda yang meninggalkan hawa nafsunya karenaKu, yang menyerahkan
kemudaannya bagiKu ! engkau pada sisiKu adalah seperti sebahagian para
malaikatKu”.
Bersabda Nabi
saw tentang orang yang berpuasa: “Berfirman Allah ‘Azza Wa Jalla: “Lihatlah
wahai para malaikatKu kepada hambaKu yang meninggalkan hawa nafsunya, kesenangannya
dan makan minumnya dari karenaKu”.
Ada yang
mengatakan tentang firman Allah Ta’ala: “Seorangpun tiada mengetahui cahaya
mata yang disembunyikan untuk mereka, sebagai pembalasan apa yang telah mereka
kerjakan”. S 32 As Sajdah ayat 17, bahwa amalan mereka itu, ialah puasa.
Karena Allah
berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang berhati teguh (sabar) itu akan
dibayar cukup pahalanya dengan tiada terbatas”. S 39 Az Zumar ayat 10.
Maka
dituangkan bagi orang yang berpuasa, pembalasannya dan dilebihkan dengan
kelebihan tanpa takaran. Dan yang demikian itu tidak masuk di bawah sangkaan
dan taksiran. Maka layaklah adanya yang demikian itu ! karena puasa adalah
untukNya dan itu tanda kemuliaan, dengan disangkutkan kepadaNya.
Meskipun
ibadah itu seluruhnya, adalah untukNya, sebagaimana dimuliakan sebuah rumah
(al-bait), dengan disangkutkan kepadaNya (Baitullah), padahal bumi seluruhnya
kepunyaanNya, adalah karena dua
pengertian:
Pertama: bahwa puasa itu mencegahkan dan meninggalkan. Dan pada puasa itu
sendiri ada rahasia. Tak ada padanya perbuatan yang terlihat. Sedang segala
amalan taat adalah dengan dipersaksikan dan dilihat oleh orang ramai. Dan puasa
itu tiada yang melihatnya selain Allah Azza Wa Jalla (Allah yang Maha Mulia dan
Maha Besar). Dari itu, puasa adalah amalan pada batin dengan kesabaran
semata-mata.
Kedua: bahwa
puasa itu adalah paksaan bagi musuh Allah ‘Azza Wa Jalla. Sesungguhnya jalan
bagi setan -dikutuk oleh Allah dia kiranya- ialah hawa nafsu. Dan hawa nafsu
itu kuat dengan makan dan minum. Karena itulah, bersabda Nabi saw: “Bahwa setan
berjalan dari anak Adam pada tempat jalan darahnya. Maka sempitkanlah tempat
jalannya dengan lapar”. Karena itu, bersabda Nabi saw kepada ‘Aisyah: “Terus
meneruslah mengetuk pintu sorga !”. Bertanya ‘Aisyah: “Dengan apa ?”. Maka
menjawab Nabi saw: “Dengan lapar !”. Dan akan datang keutamaan lapar pada Kitab
Kelobaan Makanan dan Mengobatinya, dari bahagian (rubu’): Yang Membinasakan.
Tatkala puasa itu khususnya adalah pencegahan bagi setan, penghambatan bagi
tempat-tempat yang dilaluinya, penyempitan bagi tempat-tempat yang ditempuhnya,
maka berhaklah puasa itu dikhususkan penyangkutannya kepada Allah ‘Azza Wa
Jalla.
Maka pada
mencegah musuh Allah itu, adalah menolong (agama) Allah swt. Dan menolong Allah
Ta’ala adalah terhenti kepada menolongNya. Berfirman Allah Ta’ala: “Kalau kamu
menolong Allah (agamaNya) tentu Allah akan menolong kamu pula dan mengokohkan
tegakmu”. S 47 Muhammad ayat 7.
Maka
permulaannya, adalah dengan perjuangan dari hamba dan pembalasan dengan
petunjuk daripada Allah ‘Azza Wa Jalla.
Karena itulah,
berfirman Allah Ta’ala: “Dan orang-orang yang berjuang dalam (urusan) Kami,
niscaya akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami”. S 29 Al Ankabuut ayat
69.
Dan berfirman
Allah Ta’ala: “Sesungguhnya Allah tiada merobah keadaan suatu kaum, sebelum
mereka merobah keadaan diri mereka sendiri”. S 13 Ar Ra’d ayat 11.
Dan bahwasanya
perubahan itu ialah: pembanyakkan hawa nafsu. Maka hawa nafsu adalah tempat
bersenang-senang dan tempat menjaga diri setan-setan. Maka selama hawa nafsu
itu subur niscaya tidak putus-putuslah setan-setan itu pulang-pergi. Dan selama
mereka pulang-pergi, niscaya
tidak terbukalah bagi hamba akan kebesaran Allah swt. Dan adalah ia terdinding
daripada menjumnpaiNya.
Bersabda saw:
“Jikalau tidaklah setan-setan itu berkeliling di atas hati anak Adam, niscaya
anak-anak Adam itu melihat ke alam malakut yang tinggi”. Maka dari segi ini,
jadilah puasa itu pintu ibadah dan benteng. Dan apabila besar kelebihannya
sampai kepada batas ini, maka tak boleh tidak daripada menerangkan
syarat-syarat, yang zhahir dan yang bathin dengan menyebutkan rukun-rukun,
sunat-sunat dan syarat-syaratnya yang bathin. Dan kami terangkan yang demikian
itu, dengan 3 pasal.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan