Imam Ahmad Syihabuddin
Bin Salamah Al-Qulyuby.
Diceritakan seorang pemuda pada masa Bani
Israil menderita sakit berat. Kemudian ibunya bernadzar jika Allah menyembuhkannya
maka ia akan keluar dari dunia selama tujuh hari.
Maka Allah menyembuhkannya akan tetapi ibunya tidak memenuh nadzarnya.
Pada suatu malam ia ia bermimpi ditemui
oleh seseorang yang berkata, ”Penuhilah nadzarmu supaya kamu tidak mendapatkan
bala’ dari Allah yang pedih. “
Pada pagi harinya ia mecertakan mimpinya
pada anaknya dan memerintahkan kepadanya untuk menggali kuburan di pemakaman
dan menguburnya.
Pemuda itupun memenuhi permintaan
ibunya. Ketika turun ke liang kubur, ibunya itu ia berkata, “Ya Tuhanku, Hamba
telah bersungguh-sungguh memenuhi nadzrar dengan kesungguhan hamba, seluruh
kekuatan hamba, maka jagalah diri hamba dari bahaya selama berada di dalam
kubur ini.”
Kemudian anaknya menimbun kuburnya dan
pergi meninggalkannya.
Kemudian terlihatlah oleh wanita itu ibunya
sebuah cahaya yang berkilau pada arah kepalanya dan sebuah lubang seperti intan
, lalu ia melihat ke dalam lubang tersebut , terlihatlah olehnya sebuah taman
yang di dalamnya terdapat dua orang wanita.
Kemudian keduanya memanggilnya,
“Kemarilah kamu”, maka lubang tersebut kemudian melebar sehingga ia dapat
keluar menghampii kedua wanita tersebut. Didapatinya di dalam kebun itu sebuah
telaga yang sangat jernih sedangkan kedua wanita itu duduk di pinggirnya.
Kemudian ia duduk di depan mereka dan
mengucap salam kepada mereka, akan tetapi mereka tidak menjawabnya. Ia pun betanya,
”Mengapa kalian tidak menjawabnya sedangkan kalian mampu melakukannya?”, Mereka
menjawab, ” Mengucap salam merupakan suatu ketaatan
sedang kami tercegah darinya. Tiba tiba datanglah seekor burung dan hinggap di atas
kepala salah seorang wanita tersebut dan mengipasinya dengan kedua belah
sayapnya.
Kemudian datang lagi seekor burung yang hinggap di atas kepala yang
lain kemudian mematuki dengan paruhnya.
Bertanyalah ibunya tersebut kepada
wanita pertama, “Bagaimana engkau mendapatkan karomah ini?”
wanita pertama menjawab, ”Sewaktu di
dunia aku mempunyai suami yang aku taati, dan aku mati sedangkan ia ridha
kepadaku, maka Alloh memuliakanku dengan karomah ini”.
Dan wanita kedua berkata, ”Aku termasuk
wanita yang sholihah , akan tetapi sewaktu hidup di dunia aku tidak mentaati
suamiku, dan sewaktu aku mati dia tidak ridha kepadaku, maka Allah menjadikan
kuburku taman karena kebaikan-kebaikanku, dan siksaan ini sebagai balasan aku
tidak taat pada suamiku.
Maka aku meminta padamu ketika kamu pulang
ke dunia mintakanlah ridha kepada suamiku.”
Setelah tujuh hari berada di dalam kubur
kedua wanita itu berkata padanya, pergilah menuju kuburmu karena anakmu tengah
mencarimu. Ketika sampai di kuburan, didapatinya anak laki - lakinya tengah
menggali kuburnya dan mengeluarkannya kemudian mereka pulang ke rumah.
Tersebarlah berita bahwa wanita itu
telah meninggal setelah menjalani nadzarnya. Datanglah orang-orang untuk
berta’ziah atas kematiannya, termasuk suami wanita di dalam kubur yang
ditemuinya.
Maka ia wanita itu, kemudian
menceritakan apa yang telah terjadi di dalam kuburnya serta memintakan maaf dan
keridhaan kepada laki-laki tersebut. Laki-laki itupun bersedia memaafkan
istrinya.
Kemudian dalam mimpinya wanita tersebut
bertemu dengan wanita yang ia temui di dalam
kubur, dikatakan kepadanya ”Aku mendapatkan kebahagiaan di dalam kuburku karena
pertolonganmu, semoga Allah memberikan balasan kebaikan atas pertolongan mu dan
mengampuni dosamu.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan