Catatan Popular

Ahad, 14 Januari 2018

TENTANG KASIH SAYANG

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby.

Diceritakan suatu ketika nabi SAW keluar untuk melaksanakan sholat `Ied, anak-anak bermain bersama, di dalamnya terdapat satu anak yang sedang menangis sendirian, dia berpakain lusuh. Kemudian nabi SAW berrtanya kepadanya: “Wahai anak kecil, apa yang membuatmu menangis dan tidak bermain bersama anak-anak?”

Anak itu menjawab: “Aku sedang rungsing, ayahku meninggal dalam suatu peperangan bersama nabi, lalu ibuku menikah dengan orang lain, dia menghabiskan hartaku, aku diusir oleh isterinya yang lain, aku tidak punya makanan, minuman, pakaian dan rumah untuk kembali., maka ketika aku melihat anak-anak yang masih mempunyai bapa sedang bermain, dan mereka mengenakan pakaian kesedihanku menjadi bertambah, sebab itulah aku menangis.”

Anak itu tidak mengetahui bahwa beliau adalah nabi SAW.

Nabi SAW Menarik anak tersebut dengan tangan beliau dan berkata: “Apakah kamu rela kalau aku menjadi bapamu, Aisyah ibumu, fatimah saudara perempuanmu, Ali pamanmu, Hasan Husain saudara laki-lakimu.”

Anak itu menjawab: “Bagaimana Aku tidak rela wahai Rasulullah.”

Lalu nabi mengajaknya pulang ke rumah beliau, ia diberi pakaian yang yang bagus dan juga diberi makanan, lalu anak tersebut keluar dengan penuh bahagia bermain dengan anak-anak.

Pada saat anak-anak yang lain melihatnya, mereka bertanya kepadanya: “Dulu saat kita bermain seperti ini kamu menangis, sekarang kenapa kamu sudah menjadi bahagia?”

Anak itu menjawab: “Dulu aku lapar sekarang kenyang, dulu aku tidak punya pakaian sekarang pakaianku bagus dan dulu aku yatim sekarang Rasulullah sudah menjadi bapaku, Aisyah ibuku, Fatimah saudara perempuanku, Ali pamanku.”

Kemudian anak-anak itu berkata: “andai saja bapa-bapa kita semua mati dalam peperangan itu.”

Anak tersebut selalu berada di sisi nabi hingga beliau wafat. Sepeninggalan nabi wafat anak tersebut menangis dan menumpahkan debu di atas kepalanya sambil berkata: “Sekarang aku benar-benar menjadi yatim, aku menjadi anak gelandangan.”

Lalu Abu Bakar As Siddiq mengajaknya untuk dijadikan sebagai salah satu keluarganya.


Tiada ulasan: