Nukilan Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen
(TOKOH SUFI AGUNG DARI SRI LANKA)
ANAK-ANAKKU tersayang, sebenarnya apa yang kita lakukan,
apa yang kita perbuat, itulahyang membuahkan takdir kita (Al-Qada‘ wal Qadar).
Penanya ada di tangan kita sendiri, dan kita sendiri yang menulis bukti-bukti
yang akan menjadi bahan pertimbangan pada hari pengadilan nanti. Keputusan terakhir akan dibuat berdasarkan
tulisan kita ini. Allah akan membacanya dan berkata, Inilah takdirmu (nasib). Kami akan membuatnya
sebagai takdir bagimu.‖ Pada
keadaan-kedaan tertentu, ketika kita merasa begitu berat menyingkirkan hal tertentu,
dan ketika kita merasa itu diluar kemampuan kita, kita akan berkata, Inilah takdirku.‖
Jika ada seseorang yang sakit, kita akan mencoba segala macam jenis pengobatan
padanya, dan ketika itu tidak berhasil kita akan mengatakan, Pasti ini sudahtakdirnya.‖
Sebenarnya Tuhan
pun seperti itu ketika memberikan keputusan terakhirnya, ketika Dia mengatakan
―Itulah nasibnya.‖. Dia telah memberikan segalanya pada kita. Dia sudah menurunkan
pada kita ke sembilan-puluh-sembilan sifat-Nya, dan hanya satu saja yang
diasimpan untuk diriNya. Dia mengatakan, ―Telah Aku berikan segala-galanya pada
manusia, tapi manusia tidak memahami dan malah datang pada-Ku dengan membawa
beban-beban neraka. Maka itulah yang akan aku jadikan sebagai nasibnya.‖ Maka
Dia akan berkata lagi,―Kembalilah dengan semua yang kau bawa pada Ku. Itu akan
menjadi milikmu.‖
Kita sendirilah yang menciptakan neraka atau surga untuk
kita. Apapun dari diri kita yang kita tumbuhkan akan menjadi milik kita, dan
hasil berupa keuntungan ataupun bencana, kita sendirilah yang mengusahakannya.
Apakah kita harus mengambil neraka bagian demi bagian, kemudian mencoba untuk menghancurkannya?
Tidak. Dorong itu semua dari jalan kalian, dan teruslah berjalan. Tidak perlu
kita mencoba untuk menghancurkannya, majulah terus saja. Jika ada seekor anjing
yang datang mencoba menggigit kita, kita menghindar dan berjalanlah terus. Buat
apa kita berhenti dan menggigit balik anjing itu? Sama seperti itu, jika ada
setan mengikuti kita, katakan padanya untuk pergi, dan tetaplah berjalan.
Jangan membuang-buang waktu dengannya. Dia hanya akan berteriak-teriak
sebentar, tapi kemudian akan pergi. Dosa pun akan mengikuti kita sebentar, tapi
jika kita tidak melihat kebelakang, maka ia pun akan pergi. Mereka akan
berkata,Ini bukan tempat kita,‖ lalu pergi. Akan ada banyak hal yang
mengikuti kita selama waktu tertentu.
Jika kita melihat ke belakang dan tersenyum lebar-lebar
lalu menjadi senang karena kedatangan mereka, maka mereka akan terus mengganggu
kita. Tapi jika kita tidak menghiraukan mereka, mereka akan pergi sambil
berkata, Gagal. Manusia ini mengalahkanku. Aku tidak dapat memasukinya.‖
Seperti pelacur yang menari-nari untuk menangkap
pandangan mata pria, seperti itu pula cara mereka mencuri perhatian kita. Mereka
berdandan, menari, dan menangkap perhatian kita. Tapi jika kita langsung
berpaling, jika kita punya iman, keyakinan dan tekad
pada Allah yang Satu dan terus berjalan, mereka tidak akan mendekati kita. Mereka akan
menjaga jarak. Tetapi, mereka akan mengikuti kita sebentar, tapi nanti mereka
akan pergi meninggalkan kita. Mereka hanya tertarik pada pikiran dan
sifat-sifat tertentu yang buruk pada diri kita. Jika pada suatu saat mereka
mencoba untuk mengikatkan diri pada sifat-sifat buruk kita, makabuanglah sifat
buruk itu dan teruslah berjalan, maka mereka tidak akan mampu mempengaruhi
kita. Mereka akan menjanjikan segalanya: emas, perak, wanita, istana, dan sebagainya.
Mereka akan menggoda,Lihatlah ini! Lihatlah itu!‖ Tapi jika kalian mengacuhkannya,
mereka akan berkata, Tidak ada yang boleh kita lakukan pada manusia macam
ini.‖
Jika kalian justru menyambut mereka, tersenyum dan
memeluknya, dan merasa senang karenanya, maka mereka akan terus mengikatkan dirinya
pada kita. Tapi jika kita halau mereka, mereka akan pergi. Jika ada anjing yang akan
menggigit kita, teruslah berjalan.Kita
tidak perlu berhenti untuk mencoba menggigitnya balik, karena dia justru akan
benar-benar menggigit kita. Jika kita mencoba menakutinya, ia akan menggigit
kita. Jika kita mengambil tongkat atau batu, ia tetap akan menggigit kita juga.
Oleh karena itu, kita harus berdiri diam dan katakan padanya, Hai anjing,
untuk apa kau terus mengikutiku?
Aku tidak pernah menyakitimu. Pergilah, dan lakukan apa
yang sudah menjadi tugasmu!‖
Maka anjing akan pergi dan kita bisa terus berjalan.Kita
harus melakukan hal yang sama setiap kali ada sesuatu yang menangkap kita. Katakanlah, Tidak, aku tidak akan tertarik.
Tidak ada gunanya kau mengikutiku,‖ dan berjalanlah terus. Tidak perlu merasa
takut. Jika kita tatap mereka tanpa rasa takut dan mengatakan, Pergilah,‖ maka
mereka pun akan pergi.
Anak-anakku, kita sendirilah yang menyiapkan surga atau
neraka untuk kita kelak. Takdir kita ditulis oleh tangan kita sendiri, dan
kelak kita yang akan memberikannya pada Tuhan, dan barulah setelah itu Dia akan
menilainya dan memberikan putusan akhir. Dia berikan pada kita sembilan puluh
sembilan sifatnya, dan berkataIni menjadi takdirmu.
Pergilah dan laksanakan apa yang harus kau kerjakan
dengan kesembilan puluh sembilan sifat ini, kemudian kembalilah. Jika dengan
ini kau mengumpulkan kebaikan, maka engkau mengusahakan surga. Tapi jika
kejahatan yang kau kumpulkan, maka kau mengusahakan neraka. Apapun yang engkau
bawa kembali kelak, itu akan menjadi dasar putusan terakhirmu. Aku sendiri yang
akan menjadikan keputusan itu sebagai penyempurnatak dirmu. Aku serahkan
keputusan akhir itu pada tanganmu (Al qada‘ wal qadar). Pergilah, selesaikan
takdirmu, dan kembalilah. Hasil akhir yang kau peroleh akan menjadi qadha dan
qadarmu.‖
Jika kita tidak menyadari ini, dan malah menyiapkan
neraka bagi kita sendiri, maka Dia pun tidak akan menyiapkan surga. Dia tidak
pernah mengatakan, ―Apapun yang pernah Aku berikan padamu merupakan takdirmu!‖ Dia akan senantiasa merubah takdir kalian berdasarkan
niat dan perbuatan kalian. Setiap saat kalian minta dimaafkan, Dia akan memaafkan
saat itu juga.
Setiap saat kalian menyesal dan pemahaman diri kalian bertambah,
Dia akan memaafkan kalian.
Seiring dengan kebutuhan kalian pada-Nya yang meningkat
setahap demi setahap, Dia akan terus menghadiahkan pada kalian hal-hal seperti
ini. Jika Dia telah menetapkan takdir bagi kalian terlebih dahulu, tentu Dia
tidakakan terus-menerus memberikan maaf seperti ini. Dia telah memberikan
kalian kemampuan untuk bertaubat, dan Dia telah memberikan kalian ampunan-Nya.
Karena Dia telah memberikan pada kalian keduanya, kesalahan sekaligus obatnya,
maka tentu Dia akan mengampuni setiap kali kalian memintanya.
Lebih jauh lagi, jika takdir kalian telah ditentukan
terlebih dahulu, maka kalian tidak akan diperintahkan untuk meminta. Kemampuan
meminta dan memohon telah dipersiapkan-Nyak husus untuk kalian, maka tidak ada
yang namanya telah ditakdirkan terlebih dahulu.‖
Khusus bagi manusia, Tuhan telah menyiapkan kemampuan
bertaubat, berusaha, dan pengampunan-Nya. Melalui ini semualah kalian boleh
meraih kemenangan. Tidak boleh kalian mengatakan, Semua telah ditulis, tidak
ada lagi yang dapat aku lakukan.‖ Kalian harus berusaha.
Dia telah berikan pada kalian sembilan puluh sembilan
sifat-Nya. Mintalah, maka Dia akan memaafkan. Berharaplah dan Dia akan berikan.
Minta dan berharaplah, Dia akan memaafkan dan memberikan. Jika kalian mengetuk,
pasti Dia akan buka. Minta, maka akan diberikan. Dia pasti memberikan. Allah
mengatakan, ―Aku akan mengampuni. Mintalah ampunan, mintalah, dan akan Aku
berikan yang kalian minta.‖ Jika Dia telah menuliskan takdir kalian sebelumnya,
maka Dia tidak akan memberikan itu. Tuhan akan menunggu, menunggu sampai kalian
diletakkan dalam kubur. Dia menunggu hingga tibanya Hari Perhitungan, dan pada
hari itu hanya Dia yang berhak mengajukan pertanyaan. Dan kalian sendirilah
yang datang pada-Nya membawa kebaikan atau kejahatan. Seandainya Dia telah
menuliskan semua hasilnya, maka tentu tidak ada gunanya kalian diperintahkan
untuk mengumpulkan perbuatan baik. Untuk apa lagi Dia adadi sana, harus
memberikan penghakiman? Dia ada di sana
karena ada yang harus Dia pertimbangkan, Dia menunggu untuk melihat apa yang
kalian bawa. Jika seandainya dia sudah menentukan neraka terlebih dahulu untuk
kalian, mengapa Dia memerintahkan kedua
malaikat di kanan dan kiri kalian untuk terus mencatat perbuatan kalian?
Pahamilah, bahwa selama ada hal yang masih belum ditulis,
berarti masih ada tempat untuk memperbaiki dan meminta ampun.Allah menurunkan
124.000 Nabi. Jika semua telah ditetapkan-Nya sejak awal, untuk apa Dia
mengirimkan 124.000 Nabi? Mengapa mereka semua dikirim? Untuk siapa? Apa Tujuannya?
Jika semua telah ditentukan hanya berdasarkan keinginan-Nya, dan semua harus
terjadi sebagaimana yang dikehendaki, maka tidak ada gunanya semua Nabi itu diturunkan.
Tidak ada alasan untuk merubah apapun. Allah telah menciptakan pasangan khairr
dan sharr, baik dan buruk. Dia juga telahciptakan Al-Qada‘ wal Qadar‘. Tapi Dia
menciptakan semua itu secara sedemikian rupa sehingga apa pun yang terjadi
merupakan hasil perbuatan manusia sendiri.
Dia berikan pada manusia kemampuan untuk merubah apa-apa
yang tidak baik. Apapun takdir yang akan manusia dapatkan, merupakan hasil dari
niatnya, perkataannya, dan perbuatannya sendiri. Itulah yang telah Allah
katakan. Itulah kata-kata Tuhan.Al-Qur‘an memang menyebutkan tentang takdir,
tapi jika hanya mengutip kata-kata Qur‘an sebenarnya tidaklah cukup. Ada orang
yang mampu menghafal ke 6.666 ayat, tapi hanya menghafalkan tidak akan
memberikan kebaikan apa-apa. Setiap huruf dalam Qur‘an memiliki rahasia
didalamnya.
Kebenaran Tuhan ada di setiap hurufnya, sebagai sebuah rahsia di
dalam rahasia, dan kita harus membuka setiap rahasia satu
demi satu, maka barulah kita akan mengerti. Tapi merupakan hal yang mustahil
untuk memahami isi Qur‘an manapun perubahan yang terjadi di dunia ini, Qur‘an akan
senantiasa ada, demikian pula rahasia-rahasia yang ada di dalamnya. Dan di
dalam rahasia itu, masih ada rahasia lagi. Qur‘an mengandung hukum -hukum dan
kata-kata Tuhan. Musim mungkin berubah, dunia mungkin berubah, tapi Tuhan dan
kata-kata-Nya tidak akan berubah-ubah. Bergantung pada keadaan dunia pada saat
itu, kata-kata dalam Qur‘an akan terus menyesuaikan dirinya untuk saat
tersebut. Maka, setiap kali seseorang membuka Qur‘an, tidak peduli pada masa
apapun ia sedang berada, dia akan bisa mendapatkan jawaban yang diaperlukan.
Akan dia temukan penjelasan rahasia yang dia butuhkan. Tergantung pada tingkatan
di mana dia berada ketika seseorang membuka Qur‘an, dia akan menemukan Qadha
wal Qadar yang paling sesuai bagi kondisinya, demikian pula semua takdir dan nasibnya.Takdir.
Dan kemudian mengapa kita ke sini?
Tanya:
Berapa banyak dari hidup kita yang sudah ditakdirkan, dan berapa banyak yang
kita sendiri bertanggungjawab atasnya?
Bawa
Muhaiyaddeen: Tuhan telah mengajarimu segenap hal.
Segalanya tertulis di dalam dirimu. Sebelum engkau datang ke dunia ini, Dia
mengatakan, ―Aku mengirimmu ke sebuah sekolah bernama dunia. Sebuah tempat
sementara. Pergilah ke sana barang sebentar untuk belajar tentang ‘sejarah‘-Ku,
sejarahmu sendiri, dan sejarah yang lain. Cari tahu siapa yang menciptakan
semuanya ini, siapa yang bertanggungjawab atas semuanya ini, siapa Sang Penjaga
yang melindungimu, dan apa yang menjadi milikmu sebenarnya. Jika engkau telah
belajar dan paham seluruh sejarah ini, engkau akan tahu siapa dirimu dan siapa
Dia yang engkau butuhkan, Dia yang sebenarnya, Dia yang akan hidup selamanya.―Setelah
engkau mempelajarinya, engkau akan menempuh sebuah ujian. Setelah itu, barulah
engkau bisa membawa apa yang menjadi milikmu dan kembali ke sini. Jika engkau mengerjakannya
dengan baik, engkau akan beroleh sebuah kerajaan yang dapat engkau kuasai selamanya.
Tapi pertama-pertama, pergilah sekolah dan belajar. Lalu datanglah kembali.‖
Tuhan mengatakan ini kepadamu dan mengirimmu ke dunia
ini. Kini, tugasmulah untuk menemukan Dia kembali, mengenal dirimu sendiri, dan
menyadari kekayaanmu yang sesungguhnya. Inilah alasan kedatanganmu di dunia
ini. Maka, jadikan kebijaksanaan mu sebagai dua bilah gunting tajam dan buang
potongan-potongan filem yang salah. Dia telah memberimu semuanya, tapi engkau mesti
memotong semua gambar-gambar yang telahkau ambil dengan kameramu dan sisakan
gambar yang baik, yakni yang menunjuk kepada Penjagamu. Satukan apa-apa yang
baik itu dan buang yang lain. Maka, kerajaan-Nya akan menjadi milikmu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan