Nukilan Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen
(TOKOH SUFI AGUNG DARI SRI LANKA)
Tanya: Kadang saya tak tahu lagi apa yang Tuhan mahunya.
Apakah Dia ingin saya melakukan sesuatu agar terjadi, atau Dia mau saya diam
saja dan menerima apapun yang terjadi?
Bawa Muhaiyaddeen: Baik. Coba kita perhatikan seorang dokter, misalnya.
Setelah belajardi sekolah kedokteran, jika ia menjadi ahli bedah, ia akan
memiliki akses ke semua peralatan bedah yang diperlukannya untuk menangani
pasien. Apa tugasnya saat itu? Ia paham bahwa pasien yang ditanganinya bisa
saja meninggal selama operasi. Ia barangkali berpikir, Jika operasi gagal dan
pasien meninggal, maka aku akan tersalah sebagai pembunuh dan masuk neraka.
Tapi jika pasien hidup, aku akan dipuji.‖ Mungkin saja seperti itu.
Tapi ia seharusnya tidak beranggapan bahwa ia bertanggungjawab
terhadap hasil yang muncul. Ada Sang Pencipta yang telah membuat tubuh ini,
dengan segenap urat nadi dan syaraf-syarafnya. Segala sesuatu adalah
kepunyaan-Nya, begitu juga hidup dan mati. Bahkan segala pujian dan tuduhan
adalah milik-Nya semata. Sang dokter harus paham ini. Ia seharusnya berkata, “Wahai,
Tuhanku, ini pekerjaan -Mu. Datanglah dan lakukan tugas Mu.Aku hanya pembantu
Mu. Aku hanya alat di tangan Mu. Engkaulah yang melakukan operasi ini,
melindungi pasien ini, menghidupkan atau mematikannya. Ini tugas Mu. Aku hanya instrumen.
Instrumen tak punya tanggungjawab terhadap apa yang akan terjadi nanti.Sang
Pelaksana dan Pelindung adalah Engkau. Oleh karena itu, Engkau, Paduka
sendirilah, yang harus mengerjakan operasi ini.‖
Semoga hanya Paduka lah yang mengerjakannya, wahai Tuhanku.‖ Oleh karena itu, jadilah instrumen Nya dan lakukan tugas dengan kemampuan terbaik yang engkau miliki. Itulah jalannya
Tiada ulasan:
Catat Ulasan