Catatan Popular

Isnin, 10 Ogos 2015

DARI KITAB BAWA MUHAIYADDEEN : PERSOALAN HIDUP, JAWAPAN BIJAKSANA (NUKILAN 2)



Nukilan Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen       

   
(TOKOH SUFI AGUNG DARI SRI LANKA)




Tanya: Kadang saya tak tahu lagi apa yang Tuhan mahunya. Apakah Dia ingin saya melakukan sesuatu agar terjadi, atau Dia mau saya diam saja dan menerima apapun yang terjadi? 

Bawa Muhaiyaddeen:  Baik. Coba kita perhatikan seorang dokter, misalnya. Setelah belajardi sekolah kedokteran, jika ia menjadi ahli bedah, ia akan memiliki akses ke semua peralatan bedah yang diperlukannya untuk menangani pasien. Apa tugasnya saat itu? Ia paham bahwa pasien yang ditanganinya bisa saja meninggal selama operasi. Ia barangkali berpikir, Jika operasi gagal dan pasien meninggal, maka aku akan tersalah sebagai pembunuh dan masuk neraka. Tapi jika pasien hidup, aku akan dipuji.‖ Mungkin saja seperti itu. 

Tapi ia seharusnya tidak beranggapan bahwa ia bertanggungjawab terhadap hasil yang muncul. Ada Sang Pencipta yang telah membuat tubuh ini, dengan segenap urat nadi dan syaraf-syarafnya. Segala sesuatu adalah kepunyaan-Nya, begitu juga hidup dan mati. Bahkan segala pujian dan tuduhan adalah milik-Nya semata. Sang dokter harus paham ini. Ia seharusnya berkata, “Wahai, Tuhanku, ini pekerjaan -Mu. Datanglah dan lakukan tugas Mu.Aku hanya pembantu Mu. Aku hanya alat di tangan Mu. Engkaulah yang melakukan operasi ini, melindungi pasien ini, menghidupkan atau mematikannya. Ini tugas Mu. Aku hanya instrumen. Instrumen tak punya tanggungjawab terhadap apa yang akan terjadi nanti.Sang Pelaksana dan Pelindung adalah Engkau. Oleh karena itu, Engkau, Paduka sendirilah, yang harus mengerjakan operasi ini.‖

Anakku, engkau harus sadar bahwa engkau hanyalah alatNya, dan tanggungjawab tidak terletak di pundakmu. Ingatlah bahwa Tuhanlah Sang Ahli Bedah itu dan engkau adalah tangan-Nya. Jika engkau mengerjakan tugasmu dalam keadaan seperti ini, maka tak akan ada bahaya yang akan menimpamu. Tuhan yang akan melakukannya. Namun jika engkau berkata, Aku lah yang melakukan operasi ini,‖ maka pujian dan tuduhan ada di pundakmu. Jika engkau mengerti bahwa tanggungjawab akan pujian dan tuduhan hanya tertuju pada Allah semata, dan jika engkau menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya, maka engkau akan mengerjakan tugasmu sebagai perangkat-Nya, 

Semoga hanya Paduka lah yang mengerjakannya, wahai Tuhanku.‖ Oleh karena itu, jadilah instrumen Nya dan lakukan tugas dengan kemampuan terbaik yang engkau miliki. Itulah jalannya

Tiada ulasan: